Suran, dalam bahasa sehari hari masyarakat jawa di artikan sebagai ritual peringatan tahun baru islam 1 mukharom dalam bahasa dan penanggalan jawa sering disebut sura.
Dalam perjalananya peringatan tahun baru islam, dikampung kampung sering diadakan budaya suran, dari ritual kepungan/kenduren dijalan.... kemudian di lanjutkan dengan acara bersih makom.
Lepas dari kontroversi dalam pandangan islam, ini merupakan budaya jawa yang telah berasimilasi dengan faham faham islam. Yang tentunya telah di adaptasikan oleh para waliyulloh terdahulu.
Namun budaya ini lambat laun makin terkikis seiring kemajuan jaman. Yang penulis ingin ungkapkan disini adalah, ini merupakan warisan leluhur yang pantas kita lestarikan.
Berikut adalah foto kegiatan suran didesa merden rw 06 dukuh pekunden, berupa acara sholawatan bersama warga setempat.
Asparin Ramane Haedar
Senin, 11 November 2013
Minggu, 06 Januari 2013
PENGOLAHAN URINE
Saya heran jika ada seorang
petani yang masih mendefinisikan urine dan kotoran ternak sebagai Limbah hasil
peternakan. Di sini saya mengatakan bahwa urine bukan merupakan limbah hasil
peternakan, akan tetapi urine dan kotoran hewan ternak merupakan hasil
pokok bahkan berkah dari sebuah peternakan yang merupakan salah satu
mata rantai pertanian.
Mengapa tak berpikir memelihara
hewan ternak sebagai pabrik pupuk? Mengapa banyak petani yang memelihara hewan
ternak tapi masih beli oupuk kimia. Sebagai gambaran memepunyai domba sebanyak
6 ekor, hasil urine perharinya mencapai hampir 20 liter. Ini merupakan berkah
yang sangat luar biasa.
Mengapa saya katakan ini merupkan
suatu berkah yang sangat luar biasa. Karena setiap liter urine kambing / domba kandungan
unsur unsur hara makro nya yaitu berupa N (Nitrogen), P (Phospat), K (Kalium)
nya hampir setara dengan 1 kg pupuk kimia yang ada di pasaran dengan gambaran
harga pupuk kimia tersebut di pasaran per kilogramnya Rp 3.000,00 berarti tiap
hari kita sudah mendapatkan hasil kurang lebih Rp. 6.000,00 per 1 ekor kambing
/domba.
Betapapun angka angka itu hanya
lah sebauah gambaran tapi setidaknya kita sudah menghemat biaya produksi
pertanian kita. Itu belum termasuk hasil dari kotoranya. Sehingga untuk
menggarap lahan seluas 1 Hektar paling hanya membutuhkan 4 ekor kambing sebagai
pabrik pupuknya.
Lalu bangaimana cara pengolahan
urine agar menjadi pupuk yang lengkap? Inilah caranya:
untuk pengolahan kotoran kambingnya KLIK DISINI
1. Alat
alat
a.
Drum plastik yang bisa atau ada tutupnya
b.
Ember untuk mengambil urine dari peenampungan
2. Bahan
bahan
a.
Urine sebanyak 100 liter
b.
Tetes tebu sebanyak 1 Kg
c.
Empon empon sebanyak 1 Kg
d.
Buah Maja (kalau ada) 1 Buah
e.
Gadung (Kalau ada ) 1 buah
f.
Daun reside / silir side 1 KG
g.
Bawang putih 1 Kg
h.
Mikroba 2 atau EM 4 100ml
3. Cara
pembuatan
Masukan masukan urine kedalam drum plastik, kemudian
haluskan empon empon buah maja dan gadung bawang putih dan daun reside kemudian
masukan kedalam urin, kemudian masukan Mikroba 2 atau EM4 kedalam drum. Lalu drum
ditutup rapat usahakan udara tidak masuk. Biarkan selama 7 hari 7 malam.
4. Aplikasi
Lakukan pemupukan
dengan cara di semprotkan dengan mencampur air dan dengan perbandingan 1 bagian
urine dicampur dengan 100 bagian air. Contoh 100 ml urine dicampur dengan 10
liter air. Irit kan?
*catatan
Ini merupakan
pupuk cair sekaligus pestisida organik
Kamis, 27 Desember 2012
PERTANIAN TERPADU
Apa sih pertanian terpadu itu? ya sering kita dengar kalimat ini. sebenarnya pertanian terpadu bukan hal yang baru bagi kita. sebenarnya nenek moyang kita telah melakukanya dari dahulu kala. nenek moyang kita sudah menyatukan konsep pertanian dengan peternakan itulah makna sebenarnya dari konsep pertanian terpadu.
Belakangan ini konsep pertanian terpadu sedang rame di gembar gemborkan. ini merupakan indikator baik bagi sistem pertanian organik atau natural farming. dampak positipnya akan menambah tingkat kesuburan tanah. dan efek jangka panjang yang diharapkan untuk mencegah pemanasan global.
Saat ini penulis juga sedang melakukan kegiatan pribadi berupa Sistem Pertanian Terpadu walaupun dengan lahan yang memang sangat terbatas jumlahnya. kami sedang mengembangkan Jahe Merah dengan Media Karung Plastik ( Klik Disini ) kami juga sedang membudidayakan domba jenis Domba Batur Banjarnegara (Klik Disini)
Untuk menjadikan in i menjadi sistem yang terpadu marilah kita lihat mata rantainya.
pakan hijauan - Domba - kotoran Domba - pupuk untuk hijauan Domba
gambaran rielnya dilapangan adalah sebagai berikut:
Hasil kotoran domba yang saya pelihara sebanyak 4 ekor indukan dengan berat badan kurang lebih 50Kg Kotoran dombanya sekitar 1,5Kg per ekor per hari sedangkan urinnya 1.5 liter per ekor perhari. dari hasil urin dan kotoran domba 4 ekor jika dikalikan dalam waktu satu tahun = 1.5 X 4 X 365 = 2190 kg dan julha urinya = 1.5Liter X 4 X 365 + 2190 Liter ini sudah sangat cukup untuk mengolah lahan seluas 2Ha.
lalu bagaimana dengan Pengendalian hama terpadunya? pengendalian hama dengan urine domba itu sendiri yang selanjutnya akan kami ungkap di tulisan kami selanjutnya.......
Belakangan ini konsep pertanian terpadu sedang rame di gembar gemborkan. ini merupakan indikator baik bagi sistem pertanian organik atau natural farming. dampak positipnya akan menambah tingkat kesuburan tanah. dan efek jangka panjang yang diharapkan untuk mencegah pemanasan global.
Saat ini penulis juga sedang melakukan kegiatan pribadi berupa Sistem Pertanian Terpadu walaupun dengan lahan yang memang sangat terbatas jumlahnya. kami sedang mengembangkan Jahe Merah dengan Media Karung Plastik ( Klik Disini ) kami juga sedang membudidayakan domba jenis Domba Batur Banjarnegara (Klik Disini)
Untuk menjadikan in i menjadi sistem yang terpadu marilah kita lihat mata rantainya.
pakan hijauan - Domba - kotoran Domba - pupuk untuk hijauan Domba
gambaran rielnya dilapangan adalah sebagai berikut:
Hasil kotoran domba yang saya pelihara sebanyak 4 ekor indukan dengan berat badan kurang lebih 50Kg Kotoran dombanya sekitar 1,5Kg per ekor per hari sedangkan urinnya 1.5 liter per ekor perhari. dari hasil urin dan kotoran domba 4 ekor jika dikalikan dalam waktu satu tahun = 1.5 X 4 X 365 = 2190 kg dan julha urinya = 1.5Liter X 4 X 365 + 2190 Liter ini sudah sangat cukup untuk mengolah lahan seluas 2Ha.
lalu bagaimana dengan Pengendalian hama terpadunya? pengendalian hama dengan urine domba itu sendiri yang selanjutnya akan kami ungkap di tulisan kami selanjutnya.......
Kamis, 20 Desember 2012
CATATAN KECIL TOURING KE BOGOR
Heri selasa tanggal 18 desember 2012 saya berangkat ke bogor dengan sohibku Sudarno. Perjalanan kali kami menggunakan sepeda motor Supra 125 Milik temanku itu. konyol pikirku saat itu lah mending naik bus kataku pada darno. dia jawab aku mau bawa motor aja biar enak disana (karena dia Kerja dibogor). okelah ayuh kita berangkat...................
dengan persiapan yang cukup kami berangkat ke bogor lewat pantura sama sekali kami belum pernah melakukanya. satu demi satu kota saya lewati dan ketika kami sampai di cirebon kami berhenti di warung kopi........ pedagangya nenek dan kakek sekitar umur 60 tahunan. sambil bincang bincang dia tanya asal mana Mas ???? saya jawab banjarnegara pak ...... deket dieng ya mas ...... iya kataku sambil berpikir lho kok tahu dieng orang ini...........
ketika sampai indramayu saya juga berhenti tak beda dengan pemberhentian sebelumnya.... kami berbasa basi..... dan lagi lagi saya terkejut ketika pedagang itu bertanya dan tau DIENG................ saya kembali berpikir hebat dieng sampai terkenal begini...............................
berarti banjarnegara punya aset yang luar biasa bagusnya.................. tapi kenapa aku sendiri sebagai warga banjar jarang kesana ya............. bravo lah banjarnegara baravo juga dieng
salah satu candi di dieng ...(Aku dan anaku)
dengan persiapan yang cukup kami berangkat ke bogor lewat pantura sama sekali kami belum pernah melakukanya. satu demi satu kota saya lewati dan ketika kami sampai di cirebon kami berhenti di warung kopi........ pedagangya nenek dan kakek sekitar umur 60 tahunan. sambil bincang bincang dia tanya asal mana Mas ???? saya jawab banjarnegara pak ...... deket dieng ya mas ...... iya kataku sambil berpikir lho kok tahu dieng orang ini...........
ketika sampai indramayu saya juga berhenti tak beda dengan pemberhentian sebelumnya.... kami berbasa basi..... dan lagi lagi saya terkejut ketika pedagang itu bertanya dan tau DIENG................ saya kembali berpikir hebat dieng sampai terkenal begini...............................
berarti banjarnegara punya aset yang luar biasa bagusnya.................. tapi kenapa aku sendiri sebagai warga banjar jarang kesana ya............. bravo lah banjarnegara baravo juga dieng
salah satu candi di dieng ...(Aku dan anaku)
Sabtu, 15 Desember 2012
Petani Merdeka
Ini adalah hal ikhwalku mengapa
aku tergerak unuk menjadi petani. Di pertengahan tahun 2010 (kalau tidak salah)
istriku pulang belanja dari warung dekat rumahku. Kemudian berkata dengan nada
tinggi.. “Masya Alloh Pak Masa Lombok
siki nyampe satus ewu sekilo” (Masya Alloh Pak Masa Sekarang Cabai Mencapai
Harga Seratus Ribu Rupiah Perkilo). Padahal istriku termasuk penyuka sambel
sehingga untuk membuat sambel waktu itu bisa habis uang sepuluh ribu.
Aku terdiam tak sepatah kata pun
keluar dari mulutku, aku tak menjawab bukanya bingung memikirkan harga cabai
yang melambung tinggi.................
Aku terdiam karena berpikir :
1. Noraknya
aku yang hidup didesa ini kenapa istriku berteriak tidak senang ketika ada
kenaikan harga bahan makanan bukanya berteriak gembira ketika terjadi kenaikan
bahan makanan. Padahal aku mempunyai lahan untuk ditanami
2. Kenapa
aku selama ini tak pernah berpikir untuk menjadi petani dan mencoba mencukupi
kebutuhan sehari hari dari pekarangan yang aku punya. Padahal kebun dibelakang
rumahku masih luas dan dibiarkan terbengkalai tanpa ada hasil
3. Begitu
noraknya aku tak bisa melihat potensi yang ada disekitarku
Sejak saat itulah aku berpikir
keras bagaimana aku bisa menjadi petani tapi aku tak mau menjadi petani yang
hanya meniru apa apa yang telah bapak bapak pendaluku lakukan. Aku ingin
menjadi petani yang cerdas. Aku tak mau menjadi sapi perahan pabrok pupuk
kimia. Aku tak mau menjadi objek kepentingan pemerintah, aku ingin menjadi
subjek. Aku ingin menjadi PETANI MERDEKA
Seiring perjalana waktu
bertemulah aku dengan sosok tauladan ku dalam hal pertanian...... mereka adalah
tokoh tokoh Natural Faeming dilingkunganku, disini saya juga ingin menyampaikan
terima kasih pada mereka
1. Ibu
Mubayyinah ( Merden Banjarnegara, Jawa tengah, Indonesia)
2. Bapak
Gatot (Kembangan Purbalingga, Jawa tengah, Indonesia)
3. Bapak
Muslih (Blambangan Banjarnegara, Jawa tengah, Indonesia)
4. Bapak
Parno (Wanadadi, Banjarnegara, Jawa tengah, Indonesia)
Merekalah yang selalu mensuport
aku untuk menjadi petani merdeka Petani organik. Salut untuk mereka para
Tetuaku di Natural Farming Indonesia.
Saat ini saya bersama teman teman
di lingkungan ku sedang menggalakan berbagai program pertanian :
1. Bersama
Koperasi Pasebanjati kami sedang melakukan budidaya Jahe merah Organik dengan
sistem penanaman menggunakan media karung Plastik.
2. Bersama
teman teman kelompok peternak Minda Aji kami sedang melakukan usaha peternakan
domba Batur yang kami lakukan secara organik dengan pakan konsentart hasil
fermentasi, yang starter fermentasinya kita buat sendiri
3. Bersama
LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) kedu selatan yang diketuai Sdr Sugeng dan
Masyarakat Petani hutan di daerah Kalitengah kita sedang mengelola lahan hutan
dengan sistem Organik
Share
Selasa, 11 Desember 2012
CARA MEMBUAT PUPUK DAN PESTISIDA ORGANIK
1. Pupuk Perangsang Tumbuh
-
Bahan : Kecambah, air banggol pisang, gula merah.
-
Difermentasi satu minggu dengan perbandingan 1:1
-
Aplikasi : 1 sendok makan 14 liter air
2. Pupuk N
-
Bahan : Ikan tawar, gula merah.
-
Difermentasi satu minggu dengan perbandingan 1:1
-
Aplikasi : 1 sendok makan 14 liter air
3. Pupuk P
-
Bahan : Ganyong, gula merah.
-
Difermentasi satu minggu dengan perbandingan 1:1
-
Aplikasi : 1 sendok makan 14 liter air
4. Pupuk K
-
Bahan : Jantung (rebung), gula merah.
-
Difermentasi satu minggu dengan perbandingan 1:1
-
Aplikasi : 1 sendok makan 14 liter air
5. Pupuk Perangsang Bunga dan Buah
-
Bahan : Telor ayam kampung 3 butir, air bonggol pisang 1 liter, gula 2 ons.
-
Difermentasi satu minggu
-
Aplikasi : 1 sendok makan 14 liter air
6. Pestisida
A
-
Bahan : Bawang putih, gula merah.
-
Difermentasi satu minggu dengan perbandingan 1:1
-
Alikasi : 1 sendok makan 14 liter air
B
-
Bahan : Daun nangka sabrang 100 lembar, bawang putih ¼ Kg, gula merah ¼Kg,
air leri (air kedelai) 3 liter.
-
Difermentasi satu minggu
-
Aplikasi : 1 sendok makan 14 liter air (dapat mengatasi cabe yang daunnya
kriting)
7. Obat Wereng
-
Air leri direndam satu minggu.
-
Aplikasi : 1 gelas 14 liter air.
8. Obat Ulat dan Belalang
-
Bahan : Gadung 1 kg, daun nangka sabrang 100 lembar, tembakau 2 jari, air
leri 3 liter, gula merah 2 ons.
-
Difermentasi 3 hari
-
Aplikasi : 1 gelas + 14 liter air
9. Obat Serangga
-
Bahan : Kulit batang semboja 1 Kg, sirih 1 Kg, pandan 3 lembar, air leri 3
liter.
-
Difermentasi 3 hari
-
Aplikasi : 1 gelas + 14 liter air
10. Obat Albasia
-
Bahan : Jahe, kencur, kunir, laos, temu lawak, gula merah ± 2 Kg.
-
Diferentasi selama 1 minggu + ditambah air leri 5 liter difermentasi lagi.
-
Aplikasi : 1 sendok makan + 5 liter air.
11. Obat Daun Kuning
-
Bahan : Kunyit 1 Kg,gula merah 1 Kg.
-
Difermentasi 1 minggu.
-
Aplikasi : 1 sendok makan + 15 liter air.
12. Nutrigot (Nutrisi untuk membudidayakan magot)
-
Bahan : 3 butir telur, ikan dan gula merah.
-
Ikan difermentasi dengan gula merah selama 4 hari.
-
Tambahkan 3 butir telur dan didiamkan.
-
Aplikasi : 1 gelas + 14 liter air.
A. EM I (Efektif Mikroba I)
Bahan : Nasi karon ditanam
dibawah rumpun bambu minimal 3 hari. Sampe berbau tape.
B. EM II (Efektif Mikroba II)
MI difermentasi dengan gula
merah, dengan perbandingan 1:1 selama satu minggu.
C. EM III (Efektif Mikroba III)
MII difermentasi dengan air
bonggol pisang dengan perbandingan 1:1 selama satu minggu.
D. EM IV (Efektif Mikroba IV)
MIII difermentasi dengan air
cucuian beras atau air cucuian kedelai dengan perbandingan 1:3 selama satu
minggu.
Aplikasi : 1 sendok makan 15
gelas air.
CARA MEMBUAT PUPUK BOKASHI
Bahan bahan
1.
Pupuk
kandang 100 kg
2.
Molasses
/ tetes tebu 100 ml
3.
Dedak
bekatul 3 kg
4.
Mikroba
2 / Mikroba 3 / Mikroba 4 10 ml
5.
Air 10
liter
Cara membuat
1.
Campur
air molasses dan mikroba
2.
Sebarkan
pupuk kandang secara merata dengan ketebalan kurang lebih 15 cm
3.
Sebarkan
bekatul diatasnya secara merata
4.
Seram
dengan air yang sudah dicampur dengan mikroba dan molasses
5.
Ulang
sampai maksimal 4 lapis
6.
Tutup
rapat selama 3 hari
7.
Setelah
tiga hari aduk / ungkrah dengan cara di balik balik
8.
Waktu
pengungkrahan bisa di tambah air sedikit
9.
Kemudian
tutup kembali dengan rapat
10. Setelah 7 hari pupuk siap dikemas atau di
gunakan setelah menunggu dingin
*catatan : Gula merah bisa diganti dengan molases atau tetes tebu, bisa juga diganti dengan madu
Share
Langganan:
Postingan (Atom)